Sumber : “Limadza Taqsu Qulubuna” Al-Qism al-Ilmi Darul Wathan. [alsofwa]
Segumpal daging yang dinamakan hati menjadi sumber pertimbangan, tempat tumbuhnya cinta maupun kebencian, tempat timbulnya keimanan dan kekufuran, tempat timbulnya rasa taubat dan juga rasa keras kepala, menjadi induk kepada ketenangan dan juga kekusutan.
Jika kita mampu membersihnya, hati inilah yang dengan izinNya menjadi sumber kebahagiaan. Namun sebaliknya hati2 yang kusut akan menjadi sumber bencana jika kita terusan menodainya. Lurus atau bengkoknya hati banyak mempengaruhi perangai serta peel seseorang.
Abu Hurairah r.a. pernah berkata
“ Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentera, jika raja itu elok, maka akan eloklah pula tenteranya, jika raja itu buruk, maka buruk pulalah tenteranya.
Adakah kita mengetahui samada hati kita ini sebenarnya lembut atau keras?
Tanda-Tanda Kerasnya Hati
Segumpal daging yang dinamakan hati menjadi sumber pertimbangan, tempat tumbuhnya cinta maupun kebencian, tempat timbulnya keimanan dan kekufuran, tempat timbulnya rasa taubat dan juga rasa keras kepala, menjadi induk kepada ketenangan dan juga kekusutan.
Jika kita mampu membersihnya, hati inilah yang dengan izinNya menjadi sumber kebahagiaan. Namun sebaliknya hati2 yang kusut akan menjadi sumber bencana jika kita terusan menodainya. Lurus atau bengkoknya hati banyak mempengaruhi perangai serta peel seseorang.
Abu Hurairah r.a. pernah berkata
“ Hati adalah raja, sedangkan anggota badan adalah tentera, jika raja itu elok, maka akan eloklah pula tenteranya, jika raja itu buruk, maka buruk pulalah tenteranya.
Adakah kita mengetahui samada hati kita ini sebenarnya lembut atau keras?
Tanda-Tanda Kerasnya Hati
· Malas menjalankan ketaatan dan amal kebaikan
Hati yang keras itu malas untuk menjalankan tuntutan ibadah, bahkan mungkin meremeh2kannya, melakukan solat dengan bermalasan dan tiada kekusyukkan dan kesungguhan. Malah ada yang malas dan merasakan berat untuk bersolat atau mengerjakan sunnah.
Firman Allah dalam saurah At-Taubah ayat 54:
“Dan mereka tidak mengerjakan shalat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.” (At-Taubah : 54)
· Tidak tersentuh bila dibaca ayat2 Qur’an
Hati yang keras itu ialah apabila disampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan janji dan ancaman Allah, maka tidak tersentuh sama sekali, tidak mau khusyu' atau tunduk, dan juga lalai dari membaca al-Qur'an serta mendengarkannya, bahkan enggan dan berpaling darinya. Sedang kan Allah telah memperingatkan dalam surah Qaaf ayat 45:
“Maka beri peringatanlah dengan al-Qur'an orang yang takut kepada ancaman-Ku.”
· Tidak tersentuh dengan ayat2 Qauniyah
Walaupun dengan adanya peristiwa2 seperti kematian, bencana dsbnya, hati yang keras tidak akan terasa apa2. Dia memandang kematian atau orang yang sedang diusung ke kubur sebagai sesuatu yang biasa, tidak ada apa2, padahal cukuplah kematian itu sebagai nasihat.
“Dan tidakkah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa mereka diuji sekali atau dua kali setiap tahun, kemudian mereka tidak (juga) bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?” (At-Taubah :126)
• Berlebihan Mencintai Dunia dan Melupakan Akhirat
Orang yang berhati keras ini mempunyai keinginan dan tumpuan semata2 untuk urusan dunia. Segalanya dikira dari sudut duniawi dan material. Cintanya, bencinya dan hubungannya sesama manusia hanya untuk kepentingan dan urusan dunia sahaja. Akhirnya, terbentuklah dirinya yang egois, berhasad dengki, kedekut, berkira dan tamak terhadap dunia dan apa2 yang ditawarkan di dunia ini.
· Kurang Mengagungkan Allah.
Apabila larangan Allah diengkari, tiada rasa marah di dalam hati2 yang keras. Tiada lagi perasaan untuk mempedulikan amal ma’ruf serta tidak pedulikan terhadap kemaksiatan dan kemungkaran yang berlaku.
· Kemaksiatan yang tidak putus-putus
Orang yang keras hatinya akan melahirkan kemaksiatan baru akibat dari kemaksiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga menjadi sebuah rangkaian kemungkaran yang sangat sukar baginya melepaskan diri.
Orang yang berhati keras ini mempunyai keinginan dan tumpuan semata2 untuk urusan dunia. Segalanya dikira dari sudut duniawi dan material. Cintanya, bencinya dan hubungannya sesama manusia hanya untuk kepentingan dan urusan dunia sahaja. Akhirnya, terbentuklah dirinya yang egois, berhasad dengki, kedekut, berkira dan tamak terhadap dunia dan apa2 yang ditawarkan di dunia ini.
· Kurang Mengagungkan Allah.
Apabila larangan Allah diengkari, tiada rasa marah di dalam hati2 yang keras. Tiada lagi perasaan untuk mempedulikan amal ma’ruf serta tidak pedulikan terhadap kemaksiatan dan kemungkaran yang berlaku.
· Kemaksiatan yang tidak putus-putus
Orang yang keras hatinya akan melahirkan kemaksiatan baru akibat dari kemaksiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga menjadi sebuah rangkaian kemungkaran yang sangat sukar baginya melepaskan diri.
Sebab-Sebab Kerasnya Hati
Jadi, adakah kita ini berhati keras atau sebaliknya? Tepuk dada tanyalah iman...
Apakah sebabnya hati kita menjadi keras? Di dalam kitab ini [Limadza Taqsu Qulubuna” Al-Qism al-Ilmi Darul Wathan] dinyatakan beberapa faktor penting untuk kita ketahui. InsyaAllah, akan dicatatkan dalam kelapangan akan datang.
0 comments:
Post a Comment